Bawaslu: Hoaks di Medsos Sangat Berpotensi di Pemilu 2024

Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menanggapi pertanyaan wartawan disela rapat evaluasi persiapan pelaksanaan program kegiatan 2023 devisi SDMO dan Diklat Bawaslu se-Indonesia di hotel Claro Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (21/2/2023) malam. (Foto: Antara)

REMBANG, katakutip.com – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja menyebut kerawanan penyebaran hoaks atau informasi sesat yang bersumber dari media sosial (Medsos) masih sangat berpotensi terjadi pada Pemilu serentak tahun 2024.

“Kita berkaca pada kerawanan tahun 2019 lalu, kita lihat banyaknya permasalahan politisasi SARA dan politisasi identitas, ini akan nyambung dalam media sosial dan ini berkesinambungan,” ungkap Rahmat di Makassar, Sulawesi Selatan pada Selasa (21/2/2023) seperti dikutip Antara.

Menurut dia, politisasi isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) serta politik identitas untuk mendapatkan simpati dari masyarakat saat Pemilu masih sangat berpeluang bila tidak dibendung.

Pria belatar belakang Dosen Universitas Al Azhar Indonesia ini menyatakan untuk mengantisipasi Politisasi SARA, pihaknya akan bekerja sama dengan tokoh agama dari MUI, PGI, Walubi, dan lainnya untuk menurunkan tensi dan juga politisasi SARA di tempat-tempat ibadah.

Sedangkan untuk mencegah serangan hoaks di medsos, menurutnya saat ini Bawaslu masih mencari rumusan apa yang diharuskan dan apa yang dilarang dalam media sosial.

Kemudian pihaknya berharap penegakan hukumnya dapat didukung oleh Kominfo dan kepolisian.

“Bisa saja akunnya akan diblokir, dibekukan kemudian kita cari orangnya siapa, dan itu bisa dipidana. Kita tidak punya alat, yang punya alat Kominfo dan Cyber Crime Polri dan BSSN. Oleh sebab itu kerja sama itu sangat penting sekali,” kata dia.

(ant/dat)