Rembang – Pengusaha kue kering di Kabupaten Rembang mendulang rejeki tersendiri di bulan Ramadhan kali ini. Para pengusaha kue ini, mengakui saat ini sedang banjir pesanan.
Dyah Lestari Mulyaningrum (45) salah satu pengusaha kue kering yang membuka rumah produksi di Perumahan Puri Utara Rembang menyebut, jumlah pesanannya saat ini dibanding hari biasa, naik berkali-kali lipat.
“Kalau hari biasa hanya buat beberapa toples saja sekitar 20 toples. Sekarang saat puasa bisa lima kali lipatnya. Pemesan paling banyak dari Jawa Tengah,” kata Dyah ditemui wartawan di lokasi produksi kue keringnya di rumah produksinya, Rabu (13/4/2022).
Berbagai jenis kue kering, lanjut Dyah sudah disediakan sejak sebelum puasa. Kekuatan kue kering bisa bertahan sampai lebih dari satu bulan.
Selain menjual kue kering dalam bentuk kemasan toples ukuran besar, ia juga membuat kemasan ukuran ekonomis.
“Untuk tahun ini kami hanya membuat sembilan jenis kue kering, mulai dari kastengel, nastar, cocostik, dan lainnya. Untuk menjangkau daya beli masyarakat, kami buat kemasan kue kering ukuran ekonomis, jadi pembeli bisa di oder beberapa jenis kue kering dengan harga yang terjangkau,” ucapnya.
Untuk harga, kue kering milik Dyah dibanderol dari harga Rp 35 ribu sampai Rp 70 ribu untuk kemasan 500 gram, sedangkan untuk kemasan ekonomis 150 gram dijual dengan harga Rp 20 ribuan.
“Jika dibandingkan dengan tahun lalu, saat ini harga kue kering mulai ada kenaikan. Ini karena dampak kenaikan beberapa bahan produksi. Sehingga dengan adanya dampak kenaikan bahan produksi pastinya sangat mempengaruhi omzet pendapatan kami,” ujarnya.
Dyah menambahkan, permintaan pasar terhadap kue kering nantinya akan terus meningkat saat menjelang hari raya Idul Fitri.
“Biasanya ini awal Ramadan permintaan masih segitu, tapi kalau sudah mendekati hari lebaran permintaan bisa semakin meningkat lagi. Kalau omzet pendapatan perhari bisa sampai Rp 5 jutaan,” pungkasnya.
(mmn/ars)