Rembang – Bupati Rembang Abdul Hafidz menepis anggapan kondisi kelangkaan minyak goreng yang terjadi di wilayah Rembang, dewasa ini. Ia mengklaim, tak ada kelangkaan minyak goreng sama sekali.
Kepada wartawan, Hafidz menyebut saat ia memesan minyak goreng kepada distributor, langsung mendapatkan tanpa harus masuk daftar antri. Hal itulah yang dijadikannya acuan, minyak goreng tidak langka.
“Minyak kita sebenarnya gak kekurangan, cuman memang di lapangan yang terjadi, masyarakat ini ternyata membelinya 1 dus kemudian di-online-kan, lucu-lucu gitu lho. Gak ada kelangkaan,” kata Hafidz kepada wartawan usai menghadiri Rakerda NasDem di Hotel Fave Rembang, kemarin.
“Wong saya tadi minta 2.400 liter untuk kita pakai bazar di Pamotan besok minggu, ya langsung ada, tidak ada kesulitan apa-apa. Harganya Rp 13.250, plus angkutan ya Rp 14 ribu lah. Normal kok,” lanjut Hafidz.
Di sisi lain, Hafidz mengakui ada kelompok masyarakat yang meraup keuntungan tersendiri berkaitan dengan minyak goreng.
“Sebenarnya gak ada kekurangan. Cuman ya itu tadi, beli 1 dus dia di-online-kan. Untung Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribu kan lumayan. Itu masalahnya. Kalau fair, mereka beli untuk kebutuhan sehari-hari ya normal,” pungkasnya.
Pantauan katakutip.com pada Jumat (25/2/2022), hampir di seluruh toko retail modern di wilayah Rembang, tidak tersedia penjualan minyak goreng kemasan.
Sementara dalam pantauan di Pasar kota Rembang, ada sejumlah pedagang yang menjual minyak goreng kemasan. Namun, harganya jauh lebih mahal dibanding dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan Pemerintah senilai Rp 14 ribu per liter.
(mar/ars)