Dulu Disebut ‘Sang Pencetak Teroris’, Kini Ucap Gerakan Taubat Nasional

Sofyan Tsauri, eks napiter. (Muhammad Minan - katakutip.com)

Rembang – Salah satu eks napiter yang ikut dalam kegiatan ngaji bareng Gus Baha di Rembang, dulunya sempat disebut sebagai sang pencetak teroris di Indonesia. Namun, usai kegiatan ngaji tersebut, kini ia menggaungkan istilah taubat nasional.

Dia adalah Sofyan Tsauri yang merupakan koordinator lapangan (Korlap) Persatuan Alumni Napiter Seluruh Indonesia (PANNSI).

“Setelah mengikuti ngaji bareng Gus Baha ini semoga kita bisa mempunyai pemahaman yang seimbang dan moderat, sehingga kita bisa tobat nasional dan meninggalkan pemahaman-pemahaman ekstrem sebelumnya,” kata Sofyan kepada wartawan usai ngaji, kemarin.

Ia bersama dengan puluhan eks napiter PANNSI, ikut dalam kegiatan bertema ‘Hijrah untuk Negeri’ yang diinisiasi oleh tim Densus 88 anti teror, kemarin. KH Bahaudin Nur Salim, sapaan akrab Gus Baha, memimpin ngaji tersebut.

Baca juga : 90 Eks Napi Teroris Ngaji di Gus Baha : Biar Mereka Lebih Lembut

“Program ngaji bareng Gus Baha ini sangat dinanti oleh para eks napiter karena dengan mendengarkan ceramah-cermahan Gus Baha, eks napiter lebih memilih rujuk serta bertobat dan kembali kepada NKRI,” katanya.

Dengan cara ini, lanjut Sofyan para eks napiter bisa menimba ilmu dan menyadari tentang semua kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya.

“Program dari Densus 88 ini sangatlah luar biasa, ini hadiri oleh 90 orang eks Napiter yang sudah tobat dan kembali setia kepada NKRI. Dari 90 orang tersebut berasal dari Jawa Timur, Poso, Medan dan Banda Aceh,” terangnya.

“Dan kami juga berharap agar rekan-rekan yang masih diluar untuk segera bertaubat, karena kegiatan terorisme sangat bertentangan dengan ajaran agama,” pintanya.

Sebelumnya, Kepala Densus (Kadensus) 88 Anterior Polri, Irjen Pol Marthinus Hukom mengajak 90 eks napiter untuk bersilaturahmi ke para kiai yang mempunyai pandangan luas terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Sebagai Kadensus 88 yang mengemban fungsi penanganan napi teroris di Indonesia ini, kami melakukan pendekatan-pendekatan yang komprehensif yang lebih lembut terhadap saudara-saudara kita yang kami tangkap,” pungkasnya.

(mmn/ars)