Dulu Jadi Langganan Presiden Jokowi, Kini Minder Karena PMK

Anjahuri sebut tahun ini merupakan tahun terburuk untuk rekor penjualan sapinya. (Muhammad Minan - katakutip.com)

REMBANG, katakutip.com – Pedagang hewan kurban di Kabupaten Rembang mengeluhkan sepinya permintaan sapi menjelang hari raya Idul Adha. Bahkan permintaan sapi turun hampir 90 persen akibat mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) di kota garam ini.

Anjahuri, pedagang sapi kurban di desa Sendangagung, Kecamatan Kaliori mengatakan, pada tahun sebelumnya ia mampu menjual sapi hingga 1.000 ekor ketika momen hari raya Idul Adha. Namun pada tahun ini hanya mampu menjual tak lebih dari 100 ekor sapi.

“Kalau tahun sebelumnya saya kirim sapi keluar Rembang bisa 1.000 ekor menjelang idul adha. Sekarang jual 100 ekor saja entah bisa atau tidak, masalahnya penyakit ini (PMK),” ujarnya.

Baca juga: Curhatan Peternak Jelang Idul Adha: Tak Terjual ke Pembeli, Justru ke Jagal

Dia memperkirakan adanya wabah PMK tidak sedikit membuat masyarakat merasa khawatir membeli sapi untuk kurban. Alhasil, dirinya juga tidak berani menyimpan stok sapi kurban dalam jumlah banyak karena sepi permintaan.

“Saya tidak berani menyetok sapi karena penyakit PMK datangnya tiba-tiba. Jadi sore mulutnya berlendir, paginya sudah banyak yang ambruk,” bebernya.

Diakuinya di kandang miliknya saat ini masih ada ratusan ekor sapi yang kondisinya belum pulih dari PMK. Di momen Idul Adha seperti ini, kata dia, untuk sapi sehat mengalami kenaikan harga sementara yang tidak sehat harganya anjlok.

Baca juga: Ratapan Peternak Dilanda PMK : Cuma Bisa Pasrah, Pusing Berjamaah

Tidak sedikit pejabat-pejabat pemerintahan yang menjadi pelanggan tetapnya Ketika hendak membeli sapi kurban. Bahkan Presiden Joko Widodo juga sempat memesan sapi di tempatnya.

“Iya dulu pesan di saya (Presiden Joko Widodo), harganya sekitar Rp 100 juta. Kalau saat ini juga ada, tapi saya yang tidak berani menyetok sapinya. Kalau nanti ternyata sakit kan saya yang rugi,” pungkasnya.

(mmn/ars)

Exit mobile version