Empat Ekor Sapi di Rembang Positif Penyakit Mulut dan Kuku

Rembang – Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak sudah masuk di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Saat ini, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang menemukan 4 ekor sapi milik peternak yang terjangkit penyakit mulut dan kaki (PMK).

Temuan tersebut didapat setelah hasil uji laboraturium dari sapi yang penyakitnya menyerupai PMK keluar.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang, Agus Iwan Haswanto mengatakan, 4 ekor sapi milik peternak dari wilayah Kecamatan Kaliori dinyatakan positif PMK setelah hasil uji laboraturium keluar pada hari Selasa kemarin.

Dirinya membeberkan penyakit PMK muncul ketika peternak membeli 2 ekor sapi dari wilayah Jawa Timur. Kemudian penyakit tersebut menular pada 2 ekor sapi lainnya yang dimiliki oleh peternak.

“Hari Minggu tanggal 8 Mei ada 4 ekor sapi di Kecamatan Kaliori diambil sampel karena suspect PMK. Kemarin hari Selasa keluar hasilnya dan dinyatakan positif PMK,” kata Agus kepada wartawan, Jumat (13/5/2022).

Kendati demikian, saat ini kondisi 4 ekor sapi yang terjangkit PMK sudah dalam kondisi membaik. Dirinya menilai penyakit PMK sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Hanya saja penyebarannya yang sangat cepat yang perlu menjadi perhatian.

Penyakit PMK, lanjut dia, bisa menular antar ternak atau melalui manusia, pakan ataupun kotoran hewan. Sementara sapi yang terjangkit PMK memiliki gejala demam, luka di mulut seperti sariawan, air liur berlebihan, dan ada luka atau pembengkakan pada kuku.

“Berdasarkan penuturan ahli memang penyebarannya sangat tinggi, diatas 90 persen. Maka kita harus hati-hati dalam hal ini,” ucapnya

Dirinya menegaskan, jika sejak awal dapat tertangani dengan baik, penyakit PMK pada sapi dapat disembuhkan dengan cepat. Karena tingkat kematian sapi akibat PMK tergolong sangat rendah yaitu dibawah 10 persen.

“Sepanjang penyakitnya diketahui lebih dini kemudian segera diobati, insya allah aman, sembuh,” tegasnya.

Agus menambahkan, potensi penyebaran yang sangat besar bisa terjadi pada pasar hewan. Untuk itu pihaknya mengusulkan agar pasar hewan ditutup sementara waktu untuk menghindari penyebaran PMK pada sapi secara massif.

“Kami mengusulkan saja pada pimpinan untuk nanti dirapatkan secara lintas sektoral untuk diambil keputusan tersebut,” pungkasnya.

(mmn/ars)

Exit mobile version
%%footer%%