Rembang – Produsen kerupuk rumahan jenis rantang di Desa Sumberjo, Kecamatan Rembang kota mengeluhkan melambungnya harga bahan baku tepung tapioka. Bahkan usahanya terancam gulung tikar jika harga tak kembali normal.
Pemilik usaha pembuatan kerupuk rantang, Khamim mengaku, harga bahan baku tepung tapioka saat ini mencapai Rp 800 ribu per kuintal. Padahal, sebelumnya harganya berkisar Rp 470 ribu per kuintal. Kenaikannya saat ini hampir 100 persen.
“Harga tepung tapioka mulai merangkak naik sejak bulan Agustus 2021. Kenaikan harga bahan baku secara signifikan membuat usaha yang saya geluti sejak tahun 1981 terancam gulung tikar. Padahal pemasaran kerupuk sudah merambah ke luar daerah Rembang,” kata pemilik usaha pembuatan kerupuk rantang, Khamim kepada katakutip.com.
Usaha naungannya yang sebelumnya juga melayani kerupuk siap konsumsi, kini terpaksa menjual dalam bentuk kerupuk mentahnya saja.
“Yang jelas tidak bisa menjual ini, jadi produk yang saya buat setiap hari itu numpuk-numpuk. Masalahnya penggoreng sudah berhenti, saya menunggu harga minyak ini bisa stabil seperti dulu,” ucapnya.
Khamim menambahkan, sebelum harga bahan baku naik, per bulan dirinya bisa memproduksi kerupuk rantang sebanyak 6 ton. Namun saat ini produksi kerupuk rantangnya kurang dari 1,5 ton per bulannya.
“Naiknya harga bahan baku memaksa kami untuk menaikan harga jual hasil produksi. Imbasnya harga kerupuk yang naik, pembelinya juga mulai berkurang. Jangankan Rp 400 ribu, cari untung Rp 100 ribu saja susah per harinya,” pungkasnya.
(mmn/red)