Harga Terong di Rembang Turun Hingga 10 Kali Lipat

Seorang petani di Rembang usia memanen terong. (Muhammad Minan - katakutip.com)

Rembang – Harga terong sayur di tingkat petani di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah terus mengalami penurunan sejak beberapa pekan ini.

Anjloknya harga terong sayur ini, ditengarai akibat jumlah stok yang melimpah. Sedangkan permintaan pasar masih sama dengan kondisi sebelumnya.

Salah seorang petani terong sayur dari Desa Logede, Kecamatan Sumber, Sumangat Hadi mengatakan, harga terong sayur saat ini berada di kisaran harga Rp 500 sampai Rp 1.000 per kilogram.

Padahal, harga normal berada di kisara Rp 3.000 sampai yang paling tinggi Rp 5.000 per kilogram. Jika dihitung, penurunan harga terjadi hingga 10 kali lipat.

“Ya lemas karena harga, para petani merasa lemas karena pendapatan hasil panen yang tidak sesuai ekspektasi. Kami memperkirakan penurunan harga ini dikarenakan jumlah hasil panen terong yang melimpah di wilayah setempat,” katanya, baru-baru ini.

Baca juga : Harga Minyak Curah di Rembang Melonjak, Setarai Minyak Kemasan

Sumangat menyebutkan, jumlah terong yang sudah dipanen mencapai 1,5 ton dengan luas lahan tanam 5.000 meter persegi.

Menurutnya, jika tanaman terong tidak segera dipanen atau dibiarkan hingga tua maka tanaman terong tidak bisa berbuah lagi.

“Luas lahan yang ditanami terong itu sekitar 5 – 10 hektar di wilayah Kecamatan Sumber bagian selatan sampai ke perbatasan Kecamatan Bulu. Jadi tetap harus dipetik, walaupun harus dijual dengan harga yang murah,” ujarnya.

Hal senada juga di keluhkan petani terong lainnya, Sujarwo mengaku, hanya bisa pasrah dengan anjloknya harga terong sayur yang telah ia panen. Berapapun harganya, pihaknya akan tetap menjual meski tidak mendapat keuntungan sama sekali.

“Kalau rugi ya pasti. Kan dari perawatan mulai dari benih, pupuk, dan tenaga kerja untuk panen. Ya pasti tidak ada untungnya, kami khawatir jika tren penurunan harga jual terong sayur akan berlanjut,” bebernya.

“Kami berharap Pemkab Rembang bisa mengatasi hal ini, agar panen depan harga terong kembali naik dan para petani tidak merugi serta bisa berpendapatan setara dengan petani lainnya,” pungkasnya.

(mmn/ars)