JEPARA, katakutip.com – Sorak sorai ribuan penonton pecah ketika 40 pemain perang obor saling beradu 400 obor yang telah disiapkan. Festival yang diadakan sebagai peringatan sedekah bumi Desa Tegalsambi tersebut dibuka secara resmi dengan penyulutan obor oleh Penjabat (Pj.) Bupati Jepara Edy Supriyanta di Perempatan Desa Tegalsambi, Senin, (5/6/2023) malam.
Turut mendampingi Komandan Kodim 0719/Jepara Letkol Inf. Mukhamad Husnur Rofiq, Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Wakil Ketua DPRD Jepara Pratikno, Sekretaris Daerah Jepara Edy Sujatmiko, dan pimpinan perangkat daerah.
“Tradisi perang obor ini merupakan atraksi budaya yang sudah turun-temurun yang harus kita lestarikan,” kata Edy.
Edy mengapresiasi masyarakat dan petinggi Desa Tegalsambi yang telah mempertahankan budaya perang obor. Menurutnya budaya tersebut syarat akan nilai filosofi. Diantaranya adalah budaya sportivitas, saling memaafkan, tidak ada dendam dan saling menghormati.
“Pada tahun 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah menetapkan perang obor sebagai warisan budaya tak benda di tingkat nasional,” ucapnya.
Dirinya menyebutkan perang obor sebagai festival kebudayaan terbesar kedua setelah pesta lomban.
Tak ayal, festival tersebut dihadiri sejumlah turis dari luar kota hingga mancanegara salah satunya Singapura. Tampak beberapa turis mengabadikan momen perang obor melalui kamera hingga gawai mereka.
“Saya harap melalui festival ini, dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di Desa Tegalsambi,” tuturnya.
Ditemui usai acara, Eko Susianto salah satu pemain perang obor mengatakan dirinya berpartisipasi selama kurang lebih 30 tahun sejak tahun 1985.
“Awalnya saya takut, tapi setelah ikut sekali tahun selanjutnya sudah biasa saja sampai sekarang,” ujar Eko.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua RT 1 itu menjelaskan apabila seorang pemain maupun pengunjung terkena pukulan obor dan mengalami luka bakar, luka tersebut akan cepat sembuh usai diolesi minyak berbahan minyak kelapa dan campuran beberapa jenis bunga yang biasa disebut minyak londoh. (DiskominfoJepara/Reza)