Di antaranya adalah SMK Negeri 1 Demak, SMK Negeri 2 Rembang, SMK Negeri 1 Wirosari (Grobogan), SMK Negeri 1 Jepon (Blora), SMK Negeri 1 Tulung (Klaten), SMK Negeri 1 Kedawung (Sragen), SMK Negeri 2 Wonogiri, SMK Negeri 1 Purworejo.
Kemudian SMK Negeri 2 Wonosobo, SMK Negeri 1 Punggelan (Banjarnegara), SMK Negeri 1 Alian (Kebumen), SMK Negeri 2 Cilacap, SMK Negeri 1 Kalibagor (Banyumas), SMK Negeri 1 Tonjong (Brebes), dan SMK Negeri 1 Randudongkal (Pemalang).
“Tahun ini mulai dengan 30 siswa. Tahun besok 60 siswa, kemudian 90 siswa maksimal 200 siswa. Itu kebijakan Pemprov Jateng untk meningkatkan akses layanan bagi anak tak mampu, berprestasi namun jauh dari sekolah sehingga tak putus sekolah dan tidak perlu mengeluarkan uang saku. Nantinya akan seperti boarding dapat pakaian (seragam) dan sebagainya,” urainya.
Sriyono, Kepala SMK Negeri Jateng Kampus Semarang yang telah berhasil menerapkan sistem semi boarding, mengatakan, telah beberapa kali menerima kunjungan studi banding dari beberapa sekolah tersebut.
“(Sistem pembelajaran) di SMK Negeri Jateng menjadi acuan sekolah semi boarding. Tujuannya hampir serupa, yaitu memutus rantai kemiskinan, dan meningkatkan sumber daya manusia di Jawa Tengah,” urainya.
Ditambahkan, tahun ajaran ini sendiri, SMK Negeri Jateng Kampus Semarang telah meluluskan 119 siswa. Lulusan-lulusan sekolah gratis itu, beberapa telah diterima di perusahaan di Kalimantan. Adapula mereka yang diterima pada perguruan tinggi dan sebagian tengah dalam tahap seleksi perusahaan, BUMN hingga instansi kepolisian.
(mar/ars)