Jathilan Kudo Sendoko, Kesenian Khas Borobudur yang Ada Sejak Zaman Gerilya

Jathilan Kudo Sendoko. (Dok jatengprov.go.id)

MAGELANG, katakutip.com – Masayarakat di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang memiliki tradisi yang sudah berusia puluhan tahun. Adalah kesenian tradisional Jathilan Kudo Sendoko.

Jathilan Kudo Sendoko diciptakan pada tahun 1930 oleh seseorang yang dipanggil Bajing dari dusun Ringin Putih. Kesenian ini diyakini menjadi kesenian tradisional tertua di Magelang bahkan di Jawa Tengah.

Dikutip dari kebudayaanmagelang.com, Jathilan diambil berasal dari kata Jathil yang memiliki arti langkah kaki. Jathilan zaman dulu terinspirasi dari zaman Sultan Hamengku Buwono I dari Yogyakarta yang ingin mendirikan korps panglima penunggang kuda bersenjata (pedang, tombak, dan lain-lain).

Baca juga: Kerennya Batik Bermotif Relief 3 Candi Ternama, Ada Borobudur Juga

Kesenian Jathilan juga disebut-sebut sebagai cikal-bakal tari yang menggunakan properti kuda seperti halnya tari Kuda Lumping. Dalam pertunjukannya, Jathilan biasa menggunakan kuda kepang atau properti berbentuk anyaman kuda dengan gerakan kaki yang khas layaknya prajurit.

Salah satu kelompok Jathilan tertua di Magelang adalah Jathilan Kudo Sendoko yang berkembang di dusun Sendaren II Magelang. Berdasarkan cerita tradisi lisan, sejarah Jathilan Kudo Sendoko berawal dari peristiwa yang terjadi di zaman Gerilya.