Jelang Satu Dekade Pendirian Pabrik Semen Rembang, Warga Kendeng: Kesejahteraan Hanya Mitos

Demo Pabrik Semen Rembang
Sejumlah warga pegunungan Kendeng melakukan orasi di depan kantor Bupati Rembang, baru-baru ini.

REMBANG, katakutip.com – Warga di wilayah pegunungan Kendeng menyoal tentang janji kesejahteraan masyarakat Rembang yang dulu pernah terlontar saat pendirian pabrik semen di Rembang, 2014 lalu.

Joko Prianto, aktivis Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) menyebut hampir 10 tahun pabrik semen didirikan di Rembang, namun ia tak merasakan kesejahteraan masyarakat Rembang yang meningkat.

“Tidak hanya semen saja, tapi juga dari pihak Pemerintah Daerah yang bilang. Ketika ada Pabrik Semen, akan mensejahterakan rakyat. Tapi ayo kita lihat bareng-bareng,” ucap Joko kepada wartawan saat mendatangi kantor Bupati Rembang, baru-baru ini.

Baca juga: Puluhan Tukang dan Mandor di Rembang Ikut Demo Praktik ‘Nyemen’

“Akhir-akhir ini Pemerintahan Rembang itu anggarannya habis. Lha itu kan fakta. Bahwa selama ini yang mereka katakan itu adalah tidak benar. Itu sudah terbukti, tidak terbantahkan. Katanya kalau ada pabrik semen, PAD akan meningkat dan sebagainya. buktinya apa,” lanjutnya.

Ia pun menyebut janji tentang kesejahteraan masyarakat Rembang meningkat usai adanya pabrik semen, hanyalah mitos belaka.

“Menurut kami itu mitos. Ketika ada tambang, pabrik semen terus kemudian kesejahteraan rakyat meningkat, itu menurut kami hanyalah mitos. Tidak akan terjadi,” paparnya.

Baca juga: Imbas Carut Marut Anggaran, Aktivitas Kantor DPRD Rembang Vakum Sementara Mulai Hari Ini

Di sisi lain, justru, kata Joko, banyak dampak negatif yang telah dirasakan masyarakat khususnya yang berada di sekitar area pabrik semen.

“Bicara dampak, dampaknya sangat luar biasa. Debunya itu luar biasa. Debu tambang, debu jalan yang dilewati itu luar biasa. Dan ketika musim hujan datang, karena resapannya berkurang, akibat ditambang, itu juga terjadi banjir,” ucapnya.

“Sumber air di beberapa warga ada yang mengalami sumurnya mati. Jelas ada yang berkurang debitnya. jadi bisa dipastikan bahwa ini dampak dari pertambangan,” sambungnya.

Baca juga: Lewat Pertanian, PTSG Dapat Penghargaan dari Menteri BUMN

Ia pun berharap pendirian pabrik semen dan aktivitas tambang secara keseluruhan di wilayah Kabupaten Rembang dapat segera dievaluasi. Menurutnya, kurun waktu hampir 10 tahun sudah cukup memberikan bukti.

“Harapan kami selama ini yang konsisten memperjuangkn kelestarian lingkungan, ya tambang semuanya yang ada di Kabupaten Rembang dihentikan. Pabrik semen harus dihentikan,” pungkasnya.

(ars/ars)