Kepala Sekolah Bantah Ada Tindakan Pencabulan Siswa SD di Rembang

REMBANG, katakutip.com – Dugaan kasus perundungan dan pencabulan yang terjadi di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang saat jam pendidikan banyak disorot oleh masyarakat.

Terutama terkait peran guru atau pendidik yang dinilai lalai saat menjalankan tugas. Kendati demikian, Kepala Sekolah mengklarifikasi hal tersebut.

“Guru-guru waktu pukul 09.00 WIB, itu karena jam istirahat (pelajaran) maka guru-guru mengumpul di perpustakaan, untuk mengikuti sosialisasi e-rapot,” kata Kepala Sekolah Dasar di Lasem, Arief Rahardi, Rabu (18/12/2024).

Sehingga kejadian tersebut tidak termonitor seratus persen oleh para guru di sekolah tersebut, lantaran seluruh guru mengikuti sosialisasi e-rapot.

Arief mengatakan, bahwa lokasi kelas kejadian itu tak jauh dari perpustakaan sebagai tempat sosialisasi e-rapot, hanya berbatasan dengan kamar mandi.

Ketika itu para guru sempat mendengar adanya kegaduhan di dalam kelas itu, sehingga satu diantara guru mendatang lokasi dan memulangkan murid.

“Guru mendengar ada suara yang tidak seperti biasanya, karena saat itu sedang tidak ada pelajaran dan para guru sibuk dengan e-rapot sehingga salah satu guru meminta tolong untuk anak-anak sebaiknya dipulangkan saja,” ujar Arief.

Arief menambahkan, bahwa ketika dipulangkan korban sempat tidak terlihat oleh para guru.

Ketika dicari oleh guru, korban ditemukan di kamar mandi dan sedang menangis. Namun korban tidak bercerita tentang apa yang sudah dia lalui.

“Kemudian dipulangkan dan guru tidak tahu adanya kasus tersebut,” sambungnya.

Terkait adanya tindakan pencabulan, Arief menyangkal adanya hal tersebut. Dia menjelaskan berdasarkan keterangan dari ABH (anak berurusan hukum) bahwa ke-empat orang hanya meminta kunci sekat antara kelas 6 dan kelas 5 yang disimpan dalam kantong rok korban.

“Mereka (ABH) meminta kunci dengan maksud menutup sekat kelas agar kelas 5 dan 6 tidak campur. Karena kunci di dalam saku korban dan kuncinya diarea sini (paha kanan dan kiri), sehingga yang dioyok (rebut) di situ,” jelas Arief.

Pihak Sekolah Dasar Bantah Tindakan Pencabulan

Arief menegaskan, tidak ada tindakan cabul, menurutnya apabila anak bertindak cabul mereka berusaha melihat apa yang tidak pernah mereka lihat.

“Tapi itu tidak terjadi, jadi korban masih utuh mengenakan seragam yang dia pakai yakni seragam pramuka,” tegasnya.

Terkait seorang anak yang menyogok dengan kayu, Arief membenarkan adanya kejadian tersebut.

Namun itu bersifat guyonan anak-anak karena kayu tersebut diperuntukan untuk mengambil kunci yang ada di kantong.

“Kebetulan ada satu anak menggunakan kayu, atau benda lain untuk memukul pantat (korban). Namanya memukul kemungkinan ada gerakan menyodok,” jelasnya.

(xx/xy)

Exit mobile version