Rembang – Berbeda dari konsep sekolah alam pada umumnya, sekolah alam Planet Nufo (Nurul Furqon) yang terletak di Desa Mlanggen, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang memiliki konsep unik dalam kegiatan belajar mengajarnya.
Pasalnya, sekolah alam bernuansa Islami ini terletak di pertengahan sawah dan jauh dari pemukiman warga. Selain itu, sekolah alam ini juga memiliki bangunan serta ruangan belajar mengajar yang cukup unik sehingga para siswa bisa belajar seperti saat tinggal di luar angkasa.
Pengasuh Yayasan Planet Nufo (Nurul Furqon), Su’udud Tasdiq mengatakan, awal mula dipilihnya nama planet nufo ini agar berbeda dari sekolah alam pada umumnya.
Selain itu, penggunaan nama itu juga agar terkesan bayangan bahwa para siswa disini tidak cuma belajar menuntut ilmu akan tetapi juga bermain dan berwisata sekaligus berwirausaha.
“Planet ini agar berbeda, kami ini kan memang pengen membuat lembaga pendidikan yang di front end the best berbeda dan terbaik maka kami harus buat anak-anak ke sini nih bukan merasa pengen sekolah itu, wah ke planet ini,” kata Pengasuh Yayasan Planet Nufo (Nurul Furqon), Su’udud Tasdiq, Senin (21/3/2022).
Su’udud menjelaskan, hal unik lainnya dari Planet Nufo ini yaitu mengenai dekorasi di setiap sudut bangunannya. Dekorasi ini dibuat agar anak-anak merasa nyaman dan tidak tertekan, seperti rumah kapsul yang mirip gorong-gorong seluncuran yang dipergunakan untuk kamar santri.
“Nah, kami ada cluster kapsul, cluster rumah sesek, nanti yang di sana dekat dengan tempat sholat itu, cluster rumah kayu. Nanti kami akan membuat miniatur Ka’bah, agar teman-teman yang mau haji, kan harus mengalami langsung dulu,” terangnya.
Selain nuansa bangunan yang unik, lanjut Su’udud cara pembelajaran di Planet Nufo ini pun terbilang berbeda.
Para pengasuh yang sekaligus menjadi guru para murid tersebut hanya mengasuh empat santri, hal tersebut guna memastikan anak asuh mereka makan serta belajar dengan baik. Sehingga para santri di sini seperti memiliki orangtua ke dua.
“Para orangtua santri yang berniat menitipkan anaknya di Planet Nufo juga tidak perlu khawatir soal pembayaran uang sekolah. Karena terdapat subsidi silang antar orangtua sehingga bagi santri dari kalangan tidak mampu tetap akan diterima,” tuturnya.
Su’udud menambahkan, hingga saat ini, santri yang sendang menimba ilmu di Planet Nufo ini berasal hampir dari seluruh daerah di Indonesia kecuali Papua dan Aceh. Dengan santri yang beragam, Planet Nufo ini juga menerapkan bahasa percakapan sehari-hari yaitu Bahasa Indonesia.
“Mereka (non-jawa) kalau temannya ngobrol Bahasa Jawa, mereka merasa diomongkan. Makanya kami terapkan untuk memakai bahasa Indonesia kalau sehari-hari,” pungkasnya.
(mmn/ars)