Ketela Jumbo Mbah Slamet, Laku Rp 2,1 Juta

Penyerahan lelang ketela jumbo di Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang . (Muhammad Mina - katakutip.com)

Rembang – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang akhirnya melelang ketela jumbo berukuran 2,6 meter milik Slamet, petani asal Desa Waru, Kecamatan Rembang. Tak disangka harga lelang ketela di pasar tani tersebut tembus Rp 2,1 Juta.

Kepala Dintanpan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto mengatakan, berawal dari informasi masyarakat bahwa telah ditemukan ketela berukuran jumbo oleh petani di Desa Waru, Kecamatan Rembang dan rencananya akan di potong-potong untuk bahan pakan hewan ternak.

“Dari informasi itu, kemudian kami lakukan penelusuran dan langsung mendatangi rumah petani tersebut. Awalnya petani tersebut berencana akan memotong ketela jumbo untuk pakan hewan ternak miliknya, kemudian kami coba berikan inisiatif lain, dan pemilik setuju ketela jumbo tersebut untuk dibawa ke pasar tani,” kata Agus kepada katakutip.com, Jumat (14/1/2022).

Agus menjelaskan, proses lelang ketela jumbo tersebut berjalan sangat menarik dengan diikuti 10 peserta dari berbagai instansi dan paguyuban. Proses lelang dibuka dengan harga awal Rp 50 ribu dan berlangsung selama 30 menit.

Baca juga : Gede! Mbah Slamet Temukan Ketela Sepanjang 2,6 Meter

“Proses lelang ketela dibuka dengan harga Rp 50 ribu dan berlangsung selama setengah jam. Kemudian proses lelang dimenangkan oleh Sugiyanto dari petani asal Kecamatan Kaliori dengan angka Rp 2,1 juta,” jelasnya.

Agus menambahkan, nantinya uang hasil lelang ketela tersebut sebagian akan dikembalikan kepada pemilik ketela dan sisanya akan disumbangan ke panti asuhan dan yatim piatu.

“Berdasarkan kesepakatan panitia, uang hasil lelang sebagian akan dikembalikan kepada pemilik ketela dan sisanya akan disumbangan ke panti asuhan dan yatim piatu,” imbuhnya.

Sementara itu, Sugiyanto pemenang lelang ketela jumbo asal Desa Sambiyan, Kecamatan Kaliori mengaku bangga bisa memenangkan proses lelang ketela jumbo berukuran 2,6 meter tersebut.

Selanjutnya ketela tersebut akan dimasak menjadi makanan kolak dan dibagikan ke masyarakat serta anak yatim piatu.

“Saya proses menjadi makanan kolak, dan kami akan hidangkan untuk seluruh warga masyarakat desa serta anak-anak yatim piatu,” pungkasnya.

(mmn/ars)