REMBANG, katakutip.com – Anggota DPR RI Fraksi NasDem Irma Suryani mengatakan penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) pembelian gabah dan beras oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) justru merugikan petani.
Dalam surat edaran bernomor 47/TS.03.03/K/02/2023 Bapanas menetapkan harga batas bawah pembelian gabah sebesar Rp 4.200/kg dan harga batas atas Rp 4.550/kg.
“Bapanas ini kira-kira dong kalau menetapkan harga di Rp 4.550/kg. Sementara kenaikan harga pupuk dan BBM tidak jadi landasan penetapan. Saat ini, petani menjerit,” ujar Irma pada Selasa (28/2/2023) seperti dikutip dari laman resmi Partai Nasdem.
Menurut dia seharusnya Bapanas mengatur harga beras yang langsung ke konsumen, bukan harga gabah. Irma menambahkan Bapanas harusnya berpihak pada petani seperti dilakukan Menteri Pertanian, bukan malah merugikan petani.
Irma juga menyayangkan kebijakan Perum Bulog yang malah mengimpor beras saat masa panen raya. Dia curiga hal tersebut sengaja dilakukan agar petani tidak mampu bersaing dengan harga impor dan akhirnya Bulog punya alasan untuk impor dengan argumen menjaga harga beras tidak naik.
Dijelaskannya bahwa petani mulai panen di sekitar satu juta hektare pada Februari dan 1,9 hektare pada Maret, biasanya harga gabah akan turun saat masa panen. Kondisi ini menyebabkan gabah petani tidak terserap dan mau tidak mau mereka harus menjual dengan harga terendah. Akibatnya mereka rugi dan tidak mampu berproduksi.
“Pemerintah khususnya Bulog harusnya tahu kenapa Mentan tidak setuju dengan impor, karena impor beras menghancurkan harga gabah petani. Yang harus dilakukan pemerintah khususnya Bapanas adalah mengatur harga beras agar tidak tinggi atau naik, kok ini malah berpihak pada korporasi bukan pada petani,” tegas Irma.
(dat/dat)