Mengenal Lebih Dekat SUPEL, Gerakan Peduli Warga Miskin Asal Desa Sumberjo Rembang

REMBANG, katakutip.com – Sebuah gerakan baru yang peduli orang tak mampu muncul di Rembang, Jawa Tengah. Namanya gerakan Sumberjo Peduli (SUPEL).

SUPEL dibentuk oleh warga Desa Sumberjo, Kecamatan Rembang. Pada bulan Ramadan yang penuh berkah ini, mereka membentuk sebuah gerakan peduli untuk membantu warga sekitar yang membutuhkan uluran tangan.

Inisiatif ini muncul seiring dengan semakin tergeraknya hati masyarakat untuk saling membantu, terutama bagi mereka yang membutuhkan, meski terkadang yang dekat justru lebih acuh daripada mereka yang jauh.

Salah satu pendiri SUPEL, Joko Sutopo menjelaskan, bahwa gerakan ini berawal dari kepedulian warga Sumberjo terhadap lingkungan sekitar, khususnya di bidang sosial kemasyarakatan.

“Beberapa warga yang memiliki dedikasi di bidang sosial kemasyarakatan menyepakati untuk membentuk sebuah komunitas sosial yang akhirnya diberi nama SUPEL,” ucapnya.

Joko menjelaslan, gerakan ini resmi berdiri pada 25 Februari 2025, dan markas pertama SUPEL berlokasi di rumah Yulianto, yang terletak di RT 2/ RW 3 Sumberjo Rembang. Rumah tersebut kini menjadi sekretariat atau basecamp SUPEL.

Sumber pendanaan untuk SUPEL berasal dari iuran anggota serta bantuan dari para donatur. Donatur ini tidak hanya berasal dari warga Sumberjo, tetapi juga dari luar desa yang memiliki kepedulian terhadap warga sekitar yang kurang mampu.

“Bantuan yang diterima berasal dari iuran anggota serta sumbangan dari para donatur, baik dari warga setempat maupun dari luar Sumberjo,” jelasnya.

Aksi pertama SUPEL di bulan Ramadan ini menyasar warga lanjut usia (lansia) yang tinggal sendirian dan tidak mampu, seperti Damisih yang tinggal di RT 3/ RW 8 dan Ibu Sartini yang tinggal di RT 5/ RW 3. Warga sekitar bergotong royong untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Terbaru, pada Minggu (9/3/2025) kemarin, SUPEL kembali melakukan aksi sosial dengan memberikan bantuan kepada Suparni, lansia berusia 77 tahun yang tinggal seorang diri di RT 3 RW 6 Dukuh Grajen. Selain itu, bantuan juga diberikan kepada Ningrum yang tinggal di RT 2 RW 8.

“Bantuan yang disalurkan berupa uang tunai, serta pakaian yang layak pakai. Selain uang tunai, kami juga menerima sumbangan berupa pakaian layak pakai, dan jika ada yang menyumbang sembako, kami salurkan juga,” ungkapnya.

SUPEL menjadi contoh nyata bahwa kepedulian itu tidak harus jauh, tetapi dimulai dari tetangga dan orang-orang di sekitar kita. Gerakan ini menunjukkan bagaimana semangat gotong royong dan kepedulian sosial bisa muncul dari lingkungan yang paling dekat dengan kita.

(xx/xy)