Rembang – Bupati Rembang mengklaim sebanyak 60 persen pedagang pasar kota Rembang setuju untuk dipindah lokasi pasar. Namun, pihak paguyuban pasar Rembang (P3R) justru mempertanyakan hal tersebut.
Dalam klaim tersebut, Bupati Rembang Abdul Hafidz menyebut data berdasarkan studi yang dilakukan oleh Universitas Diponegoro pada tahun 2016.
Sementara ketua P3R, Achmad Rifan menyebut, pada tahun 2018 kemarin juga telah melakukan jejak pendapat terhadap seluruh pedagang. Hasilnya pun mayoritas pedagang menolak dipindah.
“Mendengar kabar tersebut, tentu saja kita langsung menindaklanjuti dengan para pengurus. Berdasarkan data pengurus pada tahun 2018 lalu saja 1.800 pedagang tanda tangan untuk menolak pemindahan pasar,” papar Rifan, kepada katakutip.com, Kamis (23/12/2021).
“Artinya apa yang kami sampaikan ini berdasarkan fakta dilapangan pada tahun 2018 saat melakukan jejak pendapat ditingkat pedagang,” lanjutnya.
Baca juga : Personel Gabungan Sisir Pasar Rembang, Penertiban Kah?
Rifan menyebut, data tersebut dilaporkan secara terperinci, mulai dari nama hingga alamat rumah para pedagang. Data itu pula yang telah diserahkan kepada pihak Pemkab Rembang, DPRD Rembang hingga DPR RI.
“Selain itu data tersebut juga kami sampaikan ke Kementerian PUPR dan Kementerian Perdagangan serta Dirjen Perdagangan Dalam Negeri. Kami berharap ada tindak lanjut dari hal itu, kita tidak melakukan penekanan, malah kita memberikan kebebasan kepada para pedagang,” terangnya.
Atas kondisi itu, Rifan menyebut paguyuban pedagang telah berencana untuk kembali melakukan jejak pendapat. Hal itu untuk membuktikan suara dari pedagang dalam kondisi yang paling terkini.
“Ini bukan hanya persoalan pedagang saja, namun juga seluruh masyarakat. Kami akan terus berkomunikasi pada beberapa tokoh masyarakat, pedagang hanya menjadi masyarakat kecil bagian dari masyarakat Rembang,” jelasnya.
Sebelumnya, Bupati Rembang Abdul Hafidz menyebut tentang pasar kota Rembang sudah dalam tahap Desain Engineering Design (DED) yang telah menelan anggaran Rp 900 juta.
“Jika kita telusuri sampai dalam ada sekitar seribu pedagang yang ingin pindah karena sudah tidak layak. Ini harus kita pertimbangkan,” katanya Hafidz, dikutip dari radarkudus.
(mmn/ars)