Penyakit Mulut – Kuku Jangkit Ternak di Rembang, Penjualan Daging Sapi Nge-Drop!

Salah satu pedagang daging sapi di pasar kota Rembang, Ulfatun Niam. (Muhammad Minan - katakutip.com)

Rembang – Sejumlah 4 ekor sapi di salah satu peternakan di Kabupaten Rembang, terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Hal itu ternyata berimbas pada tingkat penjualan daging sapi di pasaran.

Seperti yang terjadi di Pasar kota Rembang. Omzet penjualan daging sapi di pasar setempat, turun drastis semenjak muncul kabar adanya ternak di Rembang yang terjangkit penyakit mematikan tersebut.

Meskipun, pada dasaranya, para pedagang memastikan daging sapi yang mereka jual dalam keadaan segar dan sehat.

“Pembeli daging sapi semakin berkurang setiap harinya setelah ada kabar wabah PMK itu. Omzet penjualan jadi kurang dan harga daging sapi juga ikut turun,” kata salah satu pedagang daging sapi di pasar kota Rembang, Ulfatun Niam kepada katakutip.com, Sabtu (14/5/2022).

Baca juga : Empat Ekor Sapi di Rembang Positif Penyakit Mulut dan Kuku

Tak tanggung-tanggung, penurunan omzet yang dialami Ulfa bahkan hingga 50 persen, dan terus menurun tiap harinya.

“Biasanya per hari daging dari satu ekor sapi bisa habis, tapi ini masih ada sisa banyak. Omzet pendapatan biasanya Rp 20 juta perhari kini hanya Rp 10 juta sampai Rp15 jutaan,” bebernya.

Kondisi itu pun, praktis berimbas pada penurunan harga daging sapi. Padahal, pada musim syawalan seperti saat ini, justru seharusnya harga daging naik.

“Penurunan harga daging sapi yang semula Rp 140 ribu per kilogram kini menjadi Rp 120 ribu per kilogramnya,” katanya.

Sementara itu, seorang pembeli daging sapi di pasar kota Rembang, Menik mengaku sudah mengetahui adanya wabah PMK. Meski khawatir dengan wabah itu, namun ia tetap membeli daging sapi untuk dimasak dirumah.

“Iya sudah tahu kalau ada wabah PMK, tapi di pasar Rembang ini sepertinya aman daging-dagingnya. Ini beli buat di masak untuk warung makan,” ujarnya.

(mmn/ars)

Exit mobile version
%%footer%%