REMBANG, katakutip.com – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Rembang terus bertambah. Hingga pekan kedua bulan Juni ini, tercatat ada sedikitnya 1.657 kasus PMK di wilayah Kabupaten Rembang.
Bupati Rembang Abdul Hafidz menyebut, kasus penyebaran PMK sudah terjadi di sebanyak 12 kecamatan se Kabupaten Rembang.
“PMK sudah menyebar di 12 kecamatan. Sapi yang sembuh ada 48 ekor, yang meninggal 6 ekor , artinya ini harus ada penanganan khusus,” kata Hafidz saat kegiatan Ngopi Gayeng di pendopo museum RA Kartini, baru-baru ini.
Saat ini, lanjut Hafidz petugas dari Dinas terkait telah dikerahkan untuk menangani PMK di lapangan setiap hari. Penutupan pasar hewan Pamotan dan Kragan juga diperpanjang hingga waktu yang belum ditentukan.
“Penanganan khusus yang sudah dilakukan salah satunya dengan penyemprotan disinfektan seperti jaman covid-19 pada kendang-kandang dan pasar sapi juga diliburkan sampai batas waktu yang belum ditentukan,” katanya.
Baca juga : Penyakit Mulut dan Kuku Mewabah, Kandang Ini Justru Banjir Orderan Sapi Ternak
Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menjelaskan, pihaknya bersama tim dari Provinsi Jawa Tengah turun ke Dusun Gobok Desa Gunungsari Kecamatan Kaliori untuk menggelar pengobatan massal pada 45 ekor sapi.
“Selain penyuntikan dan pengobatan, kami tetap mengimbau peternak melakukan penanganan rutin secara mandiri, agar kasus kematian pada ternak sapi, mampu ditekan,” ungkapnya.
Agus menyebut, warga setempat juga berinisiatif membuat ramuan jamu untuk sapi. Mereka membuat ramuan yang terbuat dari kunir, bawang putih dicampur gula jawa kemudian diblender.
Ramuan tersebut kemudian diminumkan ke sapi tiap pagi dan sore, fungsinya untuk melawan virus. Untuk mengobati luka di bagian kuku, disemprot dengan Gusanex, obat semprot yang dibeli dari toko pertanian seharga Rp 170 Ribu.
“Alhamdulilah perkembangannya cukup baik dan sudah mau makan ini. Yang kaki bengkak, kita semprot Gusanex,” tandasnya.
(mmn/ars)