JAKARTA, katakutip.com – Presiden RI Joko Widodo menetapkan Ratu Kalinyamat dari Jepara, sebagai pahlawan nasional. Penetapan tersebut akan dilakukan pada tanggal 10 November 2023 besok.
Hal tersebut diumumkan oleh Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) RI yang dijawab oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI, Mahfud Md di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
“Setiap Hari Pahlawan, kita menganugerahkan gelar pahlawan kepada para pejuang yang dulu ikut memperjuangkan kemerdekaan negara dan atau ikut mengisi kemerdekaan dengan pengabdian dan perjuangan yang luar biasa jasanya kepada negara,” terangnya.
Baca juga: Relations Rembang Gelar Mural pada Mobil, Kenang Jasa Pahlawan
Ada sejumlah syarat untuk bisa memberikan gelar pahlawan nasional. Termasuk Ratu Kalinyamat memiliki sejumlah persyaratan tersebut secara lengkap.
Ratu Kalinyamat atau yang bernama asli Retna Kencana, adalah puteri kettiga dari Ssultan Trenggono penguasa termasyhur Kerajaan Demak.
Rau Kalinyamat sendiri dikenal sebagai penguasa Jepara pada masa masuknya Islam ke Pulau Jawa (1549 – 1579). Dia dikenal sebagai sosok pemberani dan heroik usai terlibat dalam pertempuran melawan Portugis beberapa kali.
Pada tahun 1.550, Ratu Kalinyamat membantu Sultan Johor melawan tentara Portugis dengan mengirim 40 kapal perang dan 4 ribu pasukan ke Selat Malaka. Misi dari pertempuran itu adalah membebaskan perairan Malaka.
Kemudian, pada tahun 1.565 Ratu Kalinyamat juga turut membantu perjuangan masyarakat Hitu di AMbon melawan Portugis. Dengan mengirim sebanyak 300 kapal berisi 15 ribu pasukan untuk membantu Sultan Aceh melawan penjajah Portugis di Malaka.
Baca juga: Makam RA Kartini di Rembang Mulai Didatangi Peziarah
Ratu Kalinyamat meninggal pada tahun 1.579 dan dimakamkan di belakang Masjid Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Selain Ratu Kalinyamat, ada 5 pejuang lainnya yang mendapat gelar Pahlawan Nasional tahun ini. Yakni Ida Dewa Agung Jambe atau dikenal sebagai Raja Klungkung ke -2.
Baca juga: Ada Kartini Mengaji, Bupati Rembang: Penegasan Kesantrian RA Kartini
Kemudian, Bataha Santiago yang merupakan Raja Ketiga Manganitu di Sangihe. Selanjutnya, Mohammad Tabrani Serjowitjirto yang juga dikenal dengan sebutan Bapak Bahasa Indonesia.
Pejuang lainnya, KH Abdul Chalim, tokoh NU yang menjadi salah satu pengurus di kepengurusan pertama PBNU. Dan terakhir, KH Ahmad Hanafiah, tokoh NU dan putra daerah Lampung.
(ars/ars)