Produsen Tempe Ratapi Harga Kedelai yang Kian Melambung : “Yang Penting Usaha Tidak Tutup”

Produsen tempe daun jati di Rembang. (Muhammad Minan - katakutip.com)

Rembang – Para produsen tempe di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah mengeluhkan harga kacang kedelai impor yang terus mengalami kenaikan. Kenaikan harga saat ini telah mencapai 25 persen memaksa produsen harus mengurangi ukuran tempe produksi mereka karena terus mengalami kerugian.

Produsen tempe daun jati warga Desa Sumberjo, Sri Ungatminah mengatakan, kenaikan harga kacang kedelai impor sudah berlangsung selama dua bulan ini. Saat ini harga kacang kedelai impor mencapai Rp 11 ribu per kilogram, sebelumnya harga kedelai impor hanya Rp 9 ribu per kilogramnya.

“Kalau kenaikan harga sudah 2 bulanan ini. Untuk menyiasati agar tidak merugi kami mengurangi ukuran tempe. Satu ikat tempe daun jati isi 10 bungkus harganya masih sama yaitu Rp 4 ribu,” kata Sri Ungatminah kepada katakutip.com.

Ia mengakui, kenaikan harga kacang kedelai impor selama dua bulan ini sangat mempengaruhi biaya produksi tempe miliknya.

“Pendapatan juga pastinya menurun, keuntungan yang didapatkan saat ini tidak seberapa, hanya sekedar untuk mempertahankan usaha agar tidak sampai tutup,” ujarnya.

Sementara produsen tempe lainnya, Bambang Sumantri mengakui, mulai bulan November 2021 harga kacang kedelai impor mulai mengalami kenaikan. kenaikan harga kacang kedelai impor saat ini mencapai Rp 11 ribu per kilogramnya.

“Kalau harga kacang kedelai impor di bawah Rp 10 ribu kami masih bisa mendapatkan keuntungan, tapi jika melebihi dari harga Rp 11 ribu per kilogramnya pedagang kecil pastinya merugi,” bebernya.

Bambang menambahkan, pihaknya berharap pemerintah agar bisa secepatnya memulihkan harga kacang kedela impor agar minat masyarakat dalam kosumsi tempe meningkat.

“Saat ini konsumsi masyarakat terhadap tempe masih tinggi, jika harga tetap tinggi maka dijamin minat masyarakat terhadap tempe akan berkurang. kami berharap pemerintah segera mengambil tindakan terhadap kenaikan harga kacang kedelai import,” pungkasnya.

(mmn/ars)