Rembang – Distribusi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk kaum nelayan di Kabupaten Rembang dikeluhkan terjadi kelangkaan. Pihak pengelola dalam hal ini Koperasi Unit Desa (KUD) pun buka suara.
Ketua KUD Saroyo Mino Rembang, Kartono menyebut, distribusi solar untuk nelayan di Rembang hanya sebatas terjadi keterlambatan, belum dikategorikan langka.
“Memang kemarin terkendala dengan armada, karena armada yang biasa untuk pengiriman solar sedang perbaikan. Keterlambatan hanya hari itu saja,” kata Kartono kepada katakutip.com, kemarin.
Menurutnya, anggapan kelangkaan solar semacam itu tidak benar. Justru, kata Kartono, pihaknya saat ini mendapat jatah distribusi solar lebih jika dibanding dengan jumlah distribusi sebelumnya.
“Pernyataan itu tidak benar. Saya menjamin pelayanan pembelian solar subsidi bagi nelayan di SPBUN KUD Saroyo Mino Pelabuhan Perikanan Tasikagung untuk nelayan dibawah 30 GT lancar,” paparnya.
“Sampai akhir bulan ini masih ada 9 kiriman solar dari Pertamina, pengiriman biasanya 424 kilo liter kini menjadi 432 kilo liter, ada tambahan 8 kilo liter. Kami sudah mengantisipasi (kelangkaan) untuk meminta tambahan pasokan solar dari Pertamina,” imbuhnya.
Baca juga : Solar Langka, Nelayan di Rembang Setop Melaut
Sebelumnya, salah seorang nelayan warga Rembang, Toro mengakui ia tidak bisa melaut beberapa hari. Karena ia tidak mendapatkan stok solar. Kondisi semacam itu pun, disebutnya terjadi hampir sebulan.
“Sudah tiga hari menunggu dan solar baru datang kemarin sore, seketika langsung kosong kembali, ini menunggu lagi. Seperti saat ini, di SPBUN KUD Saroyo Mino, Desa Tasikagung, Rembang dipenuhi ratusan jerigen menunggu antrian solar datang dari pertamina,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah kala itu, pengelola SPBUN KUD Saroyo Mino Tasikagung, Bambang Fitrianto menjelaskan, terkait kelangkaan pasokan BBM solar untuk nelayan, pihaknya sudah menghubungi pihak Pertamina.
“Untuk hari-hari ini, keterlambatan pengiriman pasokan BBM solar biasanya 2 sampai 3 hari. Kami ya maunya menerima pasokan solar sebanyak mungkin biar nelayan tidak sampai mengantri, tapi itu semua saya serahkan kembali ke pihak Pertamina mungkin ada kendala,” katanya.
(mmn/ars)