Rembang – Wayang bengkong, merupakan kesenian tradisional asli dari Kecamatan Lasem, Rembang. Kesenian pewayangan ini umurnya sudah menginjak 8 abad.
Pagelaran wayang bengkong sesekali dipentaskan di Desa Kajar, Kecamatan Lasem, Rembang. Salah seorang dalangnya, adalah Khamin, warga setempat.
Khamin menyebut, wayang bengkong yang berasal dari Desa Kajar ini saat berjaya dahulu kala, pernah menjadi tontonan wajib saat warga mengadakan hajatan seperti sedekah bumi, pernikahan, khitanan dan ruwatan.
“Asal usul wayang bengkong ada di Desa Kajar. Saya sudah lama menekuni dunia perdalangan wayang bengkong, ilmu dalang wayang bengkong ini saya dapatkan secara turun temurun. Wayang bengkong ini wayang nadzar, lakon wayang bengkong tergantung permintaan orang yang menggelar hajatan,” paparnya.
Wayang bengkong ciri khas Lasem hanya di perankan oleh tiga tokoh wayang, masing-masing memerankan tokoh Mbah Bengkong, Bagus Panji, serta tokoh wanita bernama Sri.
Sekali pentas, wayang bengkok biasanya berdurasi sekitar 2 jam. Yang menjadi ciri khas dari seni pewayangan ini adalah jumlah karakter pewayangannya.
Baca juga : Wayang Pesisir Lasem Jadi Pembuka Peringatan Hari Wayang Dunia ISI
Sebelum pentas dimulai, dalang, bersama rombongan sesepuh atau yang biasa disebut juru kunci desa setempat terlebih dahulu menggelar ritual singkat. Hal itu untuk mendoakan para leluhur Desa Kajar.
Pemerhati sejarah Kabupaten Rembang Ernantoro menyebut, seni tradisional pewayangan ini sudah ada sejak jaman Majapahit abad ke 13 tahun 1345 Masehi. Meski kini pentasnya tak seramai dulu, namun warga hingga kini masih tetap melestarikan kesenian tersebut.
“Wayang bengkong ini merupakan sebuah kekayaan dari Desa Kajar, Lasem. Dan sampai saat ini wayang bengkong masih kita lestarikan di Kabupaten Rembang,” katanya.
Dulu,kata Ernantoro, wayang bengkong bernama wayang genghong, akan tetapi karena kebiasaan ucapan atau penyebutan warga setempat, wayang genghong berubah nama menjadi wayang bengkong.
“Karena kebiasan penyebutan orang jawa, jadi nama wayang genghong berubah nama menjadi wayang bengkong. Wayang bengkong sendiri menceritakan tentang ungkapan nadzar atau cita – cita masyarakat yang berkeinginan, jadi kalau masyarakat mempunyai cita-cita pastinya akan menggelar pementasan wayang bengkong,” terangnya.
(mmn/ars)