Jokowi Harap Muktamar Pemuda Muhammadiyah Lahirkan Agenda Besar

Presiden Jokowi membuka Muktamar ke-XVIII Pemuda Muhammadiyah pada Rabu (22/2/2023) di Dome Balikpapan Sport and Convention Center, Balikpapan, Kaltim. (Foto: muhammadiyah.or.id)

REMBANG, katakutip.com – Presiden RI Joko Widodo berharap Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah yang berlangsung di Balikpapan, Kalimantan Timur, 21-24 Februari 2023, dapat melahirkan berbagai agenda dan langkah besar. 

“Mengapa? Yang pertama karena Muhammadiyah adalah nama besar, brand besar, organisasi pelopor pembaharuan Islam di Indonesia,” kata Jokowi saat memberi sambutan pada pembukaan acara tersebut pada Rabu (22/2/2023), seperti disimak dari kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden.

Alasan yang kedua, lanjut Presiden, adalah karena struktur demografi Indonesia saat ini didominasi oleh generasi muda sehingga Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menyiapkan memanfaatkan bonus demografi.

Menurut Kepala Negara, dari sekira 280 juta penduduk Indonesia saat ini terdapat 66,3 juta di antaranya merupakan pemuda yakni kalangan berusia 15-30 tahun.

“Oleh sebab itu ke depan yang namanya pemuda ini sangat-sangat penting sekali bagi negara kita, karena bonus demografi mestinya menjadi modal kita untuk melompat maju menjadi negara yang adil, makmur, dan berkemajuan. Indonesia maju,” ujar Jokowi.

Presiden juga mengingatkan bahwa bonus demografi yang tidak bisa digarap secara baik malah akan menjadi beban bagi Indonesia.

Untuk itu, Jokowi menekankan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi sesuatu yang sangat penting agar Indonesia kelak dapat memanfaatkan bonus demografi.

Jokowi juga menegaskan kembali bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan didasari semangat untuk menciptakan pemerataan di Indonesia baik dari sisi ekonomi, penduduk, maupun pembangunan.

Pasalnya, menurut Presiden, Pulau Jawa sudah memikul 59 persen produk domestik bruto nasional dan 56 persen penduduk Indonesia.

“Betapa sangat padatnya Pulau Jawa sehingga memerlukan yang namanya pemerataan pembangunan sehingga tidak jawasentris tapi indonesiasentris,” kata Jokowi.

Kepala Negara menekankan bahwa pemindahan ibu kota tersebut bukan semata-mata memindahkan fisik bangunan atau gedung pemerintahan saja, melainkan memindahkan budaya kerja dan pola pikir baru disertai dengan sistem dan sumber daya manusia yang dipersiapkan secara baik.

“Dengan demikian kita harapkan nanti ibu kota baru ini betul-betul sebuah ibu kota yang negara lain tidak memiliki,” ujar Jokowi.

Presiden mengingatkan bahwa pembangunan IKN tidak akan selesai dalam sekejap mata, tetapi meyakini bahwa proses tersebut bisa rampung dalam kurun waktu 15-20 tahun ke depan.

Ketika pembangunan itu selesai, lanjut Presiden, IKN akan menjadi kota pemerintahan.

Presiden menekankan bahwa meski nantinya tidak lagi menjadi ibu kota negara, Jakarta akan tetap diperbaiki dan menjadi kota bisnis, pariwisata, hingga ekonomi.

Di sisi lain, Presiden mengingatkan bahwa gagasan pemindahan ibu kota bukanlah idenya semata. Gagasan serupa pernah diwacanakan Presiden Soekarno medio 1960-an.

“Ini sudah sejak Bung Karno tahun ’60. Bung Karno sudah akan memindahkan ibu kota itu dari Jakarta ke Kalimantan, yaitu di Palangkaraya,” ujarnya.

(ant/dat)