Longsor Rusak Rumah Warga, Pemkab Blora Kumpulkan Data untuk Sidang

Warga memasang tanggul darurat meminimalisir potensi longsor susulan. (M Arifin - katakutip.com)

BLORA, katakutip.com – Musibah tanah longsor terjadi di Kelurahan Kedungjenar, Kecamatan kota Blora, 27 Mei kemarin. Akibatnya, dua rumah rusak dan 6 rumah lainnya terancam akibat insiden tersebut.

Atas kondisi itu, tim dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora meninjau secara langsung kondisi longsor tersebut. Survey dilakukan untuk mengumpulkan data guna materi sidang pleno ke 2 TKPSDA WS Jratunseluna.

Nantinya, data itu juga akan disampaikan ke Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten agar dapat ditindaklanjuti guna penanganan longsoran di sepanjang DAS Lusi sehingga pengendalian daya rusak air ini dapat diatasi secara optimal.

Bupati Blora Arief Rohman menyebut, usai kunjungan tersebut, nantinya juga akan disusul kunjungan dari anggota Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) WS Jratunseluna oleh Komisi III yang membidangi Pengendalian Daya Rusak Air.

“Semoga nantinya segera ditangani,” kata Bupati Blora Arief Rohman kepada wartawan, kemarin.

Arief menjelaskan, upaya – upaya tersebut dalam rangka meminimalisir kejadian serupa di kemudian harinya.

Adapun dua rumah yang rusak akibat longsor itu, diantaranya milik Suparno, warga RT 03 RW 03, Kelurahan Kedungjenar, Blora, dengan rincian Rumah utama roboh. Sementara itu rumah dengan rusak sedang adalah milik Teguh Santoso (Satawi).

Sedangkan enam rumah yang terancam, berada pada radius 1 Meter dari titik longsor, masing-masing milik Kaswati, Sampi, Hartoyo, Narto, Seno dan Sarwaji.

Suparno salah satu korban, mengatakan kondisi longsor sudah terjadi lama. Namun begitu kejadian terparah terjadi Jumat lalu, setelah hujan lebat yang mengguyur wilayah Blora.

“Dulu sudah pernah, dan sudah dibuat bronjong/ penahan, tapi kemarin paling parah, hingga rumah rusak parah,” ucap Suparno.

Hal yang sama juga diungkapkan Sampi yang rumahnya tinggal berjarak satu Meter dari titik longsor. Ia mengaku merasa was-was jika hujan melanda wilayah Blora.

“Merasa takut kalau turun hujan, seperti tanah bergerak rasanya. Terlebih kalau malam hari, jadi tidak bisa tidur nyenyak,” ucap Sampi.

(mar/ars)