Minyak Goreng Curah Dilarang, Tuai Penolakan di Rembang

Produsen kerupuk di Kabupaten Rembang. (Muhammad Minan - katakutip.com)

Rembang – Rencana pelarangan peredaran minyak goreng curah oleh pemerintah pada awal tahun 2022 mendapat penolakan dari produsen kerupuk dan pedagang di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Pasalnya, mereka khawatir pelarangan penjualan minyak goreng curah tersebut berdampak terhadap keberlangsungan usahanya.

Salah satu produsen kerupuk di Desa Waru, Kecamatan Rembang Suwadi mengaku khawatir dengan adanya pelarang penjualan minyak goreng curah pada awal tahun 2022 mendatang yang nantinya akan berdampak terhadap naiknya biaya produksi.

“Selama ini saya menggantungkan minyak goreng curah untuk proses penggorengan kerupuk, jika dihitung dalam sehari kami bisa menghabiskan satu kwintal minyak goreng curah. Kalau minyak curah dihilangkan kami merasa sangat keberatan sekali,” kata Suwadi kepada katakutip.com, Jumat (3/12)2021).

Suwadi mengatakan, kenaikan harga minyak goreng curah saat ini sangat mempengaruhi hasil produksi kerupuk miliknya.

“Kenaikan harga minyak curah pasti mempengaruhi hasil produksi. Saat ini kami terpaksa mengurangi ukuran kerupuk, agar bisa tetap mendapatkan keuntunhan. harga minyak curah saat ini Rp 17. 500 per kilogram,” ucapnya.

“Kami lebih memilih minyak goreng curah karena harganya lebih murah jika dibandingkan minyak goreng dalam kemasan yang harganya cukup mahal. Kami berharap rencana pelarangan minyak curah pada tahun depan dibatalkan, agar para pedagang dan produsen seperti kami tidak gulung tikar,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu pedagang minyak goreng curah di Pasar kota Rembang, Anwar menyebut, adanya kenaikan harga minyak goreng saat ini sangat berdampak pada konsumen khususnya para pedagang gorengan.

“Setelah adanya kenaikan minyak goreng sampai saat ini, banyak konsumen terutama pedagang gorengan mengeluh, kalau saya sebagai penjual tinggal mengikuti saja. Kami berharap pemerintah bisa segera menindaklanjuti permasalahan ini, agar para pedagang dan konsumen bisa menikmati harga minyak yang normal kembali,” pungkasnya.

(mmn/ars)