Pakai Teknik Semi Organik, Petani di Rembang Sukses Panen di Musim Kemarau

Jarum, petani yang panen padi semi organik ini mengaku bersyukur telah menjadi bagian dari program pemerintah Sekolah Lapang. Di SL selain mendapat bibit padi varietas Inpari 32, petani juga diajari membuat pupuk organik cair dan padat.

“Selama enam bulan kita diajari membuat pupuk cair biosaka (pemicu terbentuknya metabolosme sekunder pada tanaman) , pupuk Mikro Organisme Lokal (MOL), membuat pupuk padat seperti pupuk bokasi, jerami fermentasi,” ungkapnya.

Baca juga: Tembakau Milik Petani Rembang Dinobatkan Punya Cita Rasa Terbaik

Menurutnya pengolahan sawah memaksimalkan penggunaan pupuk organik dapat menghemat biaya pengeluarannya.

Pasalnya dengan jatah pupuk subsidi yang terbatas, penggunaan pupuk organik yang bisa dibuat sendiri terbilang murah jika dibanding membeli pupuk non organik non subsidi seperti urea terbilang mahal, sekitar Rp. 450 ribu per sak nya.

Baca juga: Hari Tani, NasDem Rembang Kukuhkan Petani: Untuk Serap Aspirasi Petani

Penanaman padi semi organik kali ini , komposisi pupuk kimia sangat minim. Dalam 1 hektarnya pupuk kimia NPK dan Urea sama 80 kg, sedangkan pupuk organik Bokashi 1 ton.

Dari analisa usaha tani padi semi organik dalam satu hektar, petani bisa meraup untung bersih sekitar Rp 35 juta per hektar. Keuntungan itu dihitung dari harga jual Gabah Kering Panen saat ini kurang lebih Rp 6 ribu per killogram.

(ars/ars)