Tentang 2021 di Rembang, Kades Kepergok Bawa Istri Orang, Pembunuhan Hingga Viral Tari Erotis

Rembang – Sepanjang tahun 2021, banyak peristiwa yang terjadi di wilayah Kabupaten Rembang. Beberapa di antaranya pun menuai sorotan publik karena menonjol.

Berikut redaksi katakutip.com rangkum deretan peristiwa menonjol di Rembang selama tahun 2021.

Kades Kepergok Bawa Istri Orang

Di penghujung Januari 2021, masyarakat dihebohkan dengan viralnya video seorang pria mengendarai mobil berwarna marun, dicegat massa di tengah jalan. Terekam aksi cek-cok bahkan sempat ada tindakan fisik terekam dalam rekaman video yang bereda di media sosial, awal Februari lalu.

Diketahui insiden tersebut terjadi di jalan dukuh Telas Desa Sumbergayam Kecamatan Kragan Rembang. Sosok pria pengendara mobil yang dilabarak tersebut adalah Kepala Desa Sumbergayam, Kecamatan Kragan, Rembang, Durasit.

Kapolsek Kragan AKP Wijaya menyebut pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang yang ditengarai terlibat dalam peristiwa tersebut sejak Sabtu (30/1) malam hingga Minggu (31/1) siang. Dalam kasus itu, disepakati perdamaian.

“Kita sudah bekerja, hasil akhirnya dia berdamai, ya saya tidak menghalangi. Silakan terserah, silakan kalau mau damai. Akhirnya sepakat, kita buat kesepakatan. Prinsip kita sudah melakukan pemeriksaan. Mediasi ini, yang kemudian akhirnya damai,” jelas Wijaya, Minggu (31/1/2021).

Kasus ini pun menjadi atensi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang. Durasit juga sudah dimintai keterangan dan dalam pembinaan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermades).

“Tadi, kami panggil Pak Kades bersangkutan didampingi Pak Camat, kemudian mengakui kesalahannya. Kesalahan dalam arti telah membuat keresahan sekelompok masyarakat,” terang Kepala Dinpermades Rembang, Sulistiyono saat ditemui di kantornya, Rembang, Selasa (2/2/2021).

Terpisah, Durasit juga menyampaikan permintaan maaf kepada warganya gara-gara viral dicegat massa saat semobil berdua dengan istri orang. Permintaan maaf itu dia sampaikan khusus untuk warga Desa Sumbergayam.

“Saya minta maaf kalau memang saya meresahkan atas kejadian itu dan diunggah di media sosial. Khususnya masyarakat kami, Desa Sumbergayam, karena sebenarnya itu hanya kesalahpahaman. Saya meminta maaf kalau memang itu membuat keresahan,” terang Durasit, saat berada di kantor Dinpermades Rembang, Selasa (2/2).

Pembunuhan 4 Orang Sekeluarga Dalang

Pada hari Kamis, tanggal 4 Februari 2021 pagi, masyarakat Rembang dikejutkan dengan peristiwa pembunuhan yang terjadi di Desa Turusgede Kecamatan kota Rembang. Tepatnya di padepokan seni Ongko Joyo Rembang.

Insiden pembunuhan itu diperkirakan terjadi dini hari. Namun baru diketahui sekitar pukul 06.45 WIB oleh Asisten Rumah Tangga (ART) korban yang hendak bekerja di rumah korban.

Pembunuhan ini menewaskan dalang Ki Anom Subekti (60), Tripurwati (50), Alfitri Saidantina (13), Galuh Lintang Laras Kinanti (10).

“Tersangka satu orang, Sumani, umur 43 tahun, laki -laki, agama Islam, alamat Desa Pragu RT 02/RW 02 Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang,” terang Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi dalam jumpa pers di Mapolres Rembang, Kamis (11/2/2021).

Pemicu pembunuhan ini diduga bermula dari kasus transaksi gamelan, yang berujung dendam tersangka kepada korban. Namun, di sisi lain, ada pula motif ingin menguasai harta benda korban.

“Ada penawaran terkait dengan gamelan, dan korban telah menerima uang sekitar Rp 15 juta, jadi ada motifnya.

Tetapi ada kata-kata dari tersangka bahwa ‘wis, sing wis yo wis’, itu di BAP dan interogasi awal dari penyidik mengatakan begitu. Artinya apa di situ ada motif dendam, tentang sesuatu,” jelas Luthfi.

Dalam proses persidangan, tersangka Sumani dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati oleh majelis hakim.

“Menjatuhkan pidana kepada terdakwa berupa pidana mati. Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan,” ucap ketua majelis hakim, Anteng Supriyo membacakan putusan dalam sidang terbuka secara virtual, Rabu (6/10).

Namun, hingga kini proses persidangan itu masih terus bergulir. Sebab, tersangka Sumani menyatakan banding atas putusan sidang tersebut. Kini ia ditahan di Rutan kelas IIB Rembang.

Viral Pisah Sambut Kapolres

Pemkab Rembang menggelar acara pisah sambut Kapolres Rembang, di Pendopo Museum RA Kartini Rembang, pada tanggal 28 Juli 2021, malam hari. Acara tersebut menjadi viral di media sosial karena disebut digelar hingga larut malam dan melanggar batas PPKM Level 4.

Kasubag Humas Polres Rembang Iptu Ngaenul Mujib mengatakan, acara pisah sambut Kapolres Rembang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Rembang digelar di pendopo museum RA Kartini, Rabu (28/7) malam. Dia menyebut acara itu mulai setelah isya sampai pukul 22.30 WIB.

“Iya semalam, di pendopo acara pisah sambut. Yang mengadakan Pemda, terus kita yang dari Polres, (kapolres) baru dan lama datang. Semalam kalau gak salah mulai setelah isya sampai 22.30 WIB,” kata Mujib, Kamis (29/7) pagi.

Namun Kamis (29/7) siang, dia meralat pernyataan tersebut dan memastikan acaranya bubar pukul 20.30 WIB.

“Acara selesai jam 8 malam, kemudian ada molor sedikit sampai 20.30 WIB. Mungkin saat bubarnya yang terlihat molor sampai jam 20.30 WIB jadi tidak jam 22.30 WIB. Tolong untuk direvisi (pernyataan sebelumnya),” kata Mujib, Kamis (29/7) siang.

Sementara itu, Bupati Rembang Abdul Hafidz menjelaskan acara pisah sambut tersebut digelar oleh Pemkab Rembang. Tujuannya adalah menyambut Kapolres baru dan mengucap terima kasih kepada Kapolres lama.

“Jadi kami dari Pemkab mengadakan pisah sambut, menyambut kedatangan kapolres baru, dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada pak Kapolres lama,” papar Bupati Rembang Abdul Hafidz, Kamis (29/7).

Kabag Prokompim Setda Rembang, Arief Dwi Sulistya, menambahkan, acara tersebut merupakan tradisi di Rembang ketika terjadi pergantian pejabat Kapolres Rembang.

“Acara itu memang digelar karena sudah menjadi adat di sini, pisah sambut itu diselenggarakan. Untuk menyambut kapolres yang baru dan melepas yang lama,” terang Arief.

Buntut dari peristiwa tersebut, sebanyak 6 orang yang ditengarai sbagai pengunggah video rekaman resepsi pisah sambut, diperiksa polisi. Hingga kemudian, kasus tersebut selesai dengan restorative justice.

Gus Yahya Terpilih Jadi Ketum PBNU

KH Yahya Cholil Staquf resmi terpilih menjadi ketua umum PBNU 2021-2026. Gus Yahya, sapaan akrabnya, merupakan pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin Leteh, Rembang.

Pemilihan calon ketua umum digelar di GSG Universitas Lampung, Jumat (24/12/2021). Penghitungan suara digelar secara terbuka dan disiarkan secara virtual.

Yahya Staquf resmi menjadi Ketum PBNU setelah menang di dua tahapan penghitungan suara. Di tahap pemilihan bacalon ketum, Yahya Staquf unggul dengan suara sebanyak 327.

Perolehan suara Yahya Staquf juga unggul cukup telak di tahap pemilihan caketum PBNU. Yahya Staquf meraih suara 337, sementara Said Aqil 210 suara.

Yahya Staquf dalam berbagai kesempatan menyampaikan visinya sebagai Ketum PBNU adalah menghidupkan pemikiran dan nilai-nilai Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Yahya Staquf ingin kehadiran NU benar-benar dirasakan.

“Visi saya untuk memimpin NU ini adalah menghidupkan Gus Dur. Ini saya sudah nyatakan berulang-ulang. Jadi saya sampaikan kepada PWNU, PCNU se-Indonesia bahwa apa yang ingin saya lakukan yaitu visi saya dalam memimpin NU lima tahun ke depan ini bisa dinyatakan dengan sikap menghidupkan Gus Dur,” kata Yahya dalam jumpa pers, Kamis (23/12/2021).

“Saya ingin Nahdlatul Ulama sebagai organisasi ini sungguh-sungguh bisa berfungsi dan dirasakan kehadirannya sebagai mana dulu kita semua menikmati fungsi dan meradakan kehadiran Gus Dur,” sambung Yahya.

Pesta Ultah Suguhkan Tari Erotis

Di penghujung tahun 2021, heboh acara pesta ulang tahun di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang menyuguhkan tarian erotis. Video acara itu beredar melalui aplikasi perpesanan WhatsApp (WA).

Dalam video berdurasi 15 detik tampak sejumlah wanita berpakaian seksi berjoget dengan gerakan erotis alunan musik di sebuah ruangan. Terlihat ada panggung dan meja di ruangan itu. Sejumlah pria dan wanita di dalam ruangan itu ada yang duduk di kursi dan ada juga yang berdiri ikut berjoget.

Sementara di atas meja tampak botol-botol minuman. Mayoritas orang dalam ruangan itu terlihat tanpa protokol kesehatan seperti jaga jarak atau memakai masker.

Pesta tersebut digelar pada tanggal 23 Desember kemarin di Ballroom Hotel Gajah Mada yang berada di wilayah Kecamatan Kaliori, Rembang.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Rembang, Sulistyono mengatakan, pemeriksaan telah dilakukan baik terhadap penyelenggara pesta, maupun penanggung jawab lokasi.

Dari keterangan para pelaku, mereka sendiri mengakui benar adanya pagelaran pesta tersebut.

“Kita periksa keduanya, pagi hari dimulai dengan penyelenggara pesta, dalam hal ini owner dari GnB kafe karaoke. Kemudian dari penanggung jawab lokasi, pihak hotel Gajah Mada. Intinya mereka memang membenarkan,” jelas Sulistyono kepada wartawan, kemarin.

Tak lama usai pemeriksaan terhadap kedua pihak tersebut, tim dari Satpol PP Rembang pun langsung melakukan penyegelan terhadap lokasi acara, Hotel Gajah Mada.

“Berdasarkan pemeriksaan ppns kami, ternyata memang terbukti melakukan pelanggaran. Akhirnya memberikan rekomendasi kepada kami, karena melanggar Perda nomor 2 tahun 2019, untuk sementara kami segel,” terang Sulis kepada wartawan di lokasi penyegelan.

Kini, kasus tersebut masih bergulir dan dalam tahap penyelidikan. Bukan hanya dari Satpol PP, namun pihak kepolisian resor Rembang turut mendalami kasus tersebut.

Kapolres Rembang AKBP Dandy Ario Yustiawan mengatakan, saat ini Polres Rembang sudah melakukan pemanggilan terhadap sejumlah saksi pacsa viralnya video pesta dengan suguhan penari erotis tersebut.

“Kami langsung melakukan pemanggilan sejumlah saksi setelah kita mendapatkan informasi tersebut. Kami memanggil pihak Manager hotel, marketing dan tiga orang yang turut hadir dalam acara tersebut, posisinya masih kami minta klarifikasi sebagai saksi untuk menjelaskan terkait acara tersebut,” paparnya.

Sementara itu, Gadis, sang penyelenggara pesta yang merupakan bos kafe karaoke GnB Rembang, mengaku dirinya pulang terlebih dahulu sebelum acara selesai. Sebab, ia merasa sakit pada mata akibat iritasi soft lens yang dipakainya. 

“Adanya insiden sexy dance kemarin itu memang di luar batas kendali saya. Karena saat itu saya benar-benar sudah tidak berada di lokasi. Saat itu kan saya pakai soft lens, itu hancur, sehingga harus dilepas dan segera ditangani. Akhirnya saya meninggalkan tempat untuk istirahat itu,” katanya, Selasa (28/12/2021).

“Saya merasa bersalah atas kelalaiannya, sampai terjadi insiden seperti sexy dance kemarin. Itu memang di luar kendali saya. Saya selaku penyelenggara meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat,” imbuhnya.

(redaksi)