Rembang – Berawal dari hobi Ahmad Ainur Rofiq (32) pemuda dari Desa Mlagen, Kecamatan Pamotan, Rembang, berhasil meraup pundi-pundi rupiah dari budi daya ayam ekor lidi. Hobi beternak ayam ekor lidi itu dilakoninya sejak tahun 2019 lalu.
“Awal mula ternak itu dari hobi koleksi ayam ekor lidi. Kemudian melihat perkembangan penghobi ayam ekor lidi di Kabupaten Rembang semakin digemari karena keindahan ekornya, jadi saya kemudian mulai membudidayakannya,” tutur Rofiq kepada katakutip.com.
Rofiq bercerita, awalnya sebelum beternak ayam ekor lidi ia memulai beternak dari jenis ayam petarung. Setelah dirasa keuntungan dari menjual ayam petarung kurang menjanjikan, akhirnya dirinya beralih untuk beternak ayam lidi.
“Ide awalnya dari keresahan saya sebagai peternak muda yang mempelihara ayam, tetapi biaya pakan dengan biaya jual tidak sesuai. Akhirnya saya berpindah ke ayam ekor lidi ini yang bisa menjadi peluang saya karena harga jualnya yang tinggi,” ucapnya.
Baca selengkapnya : Ayam Laga Digandrungi, Pria Asal Rembang Ini Cuan Jutaan
Selama tiga tahun ini, lanjut Rofiq ayam ekor lidi yang ia miliki berjumlah 27 ekor. Untuk ayam usia 2 Minggu biasa ia jual dengan harga Rp 100 – 200 ribu per ekor. Sedangkan untuk usia dewasa bisa mencapai Rp 3 juta per ekor, tergantung kualitas.
“Selama pandemi COVID-19 tidak mempengaruhi penjualan ayam ekor lidi. Malah, peminat ayam ekor lidi selama pandemi COVID-19 cenderung berkembang khususnya di Kabupaten Rembang,” ujarnya.
”Pendapatan dari penjualan ayam ekor lidi perbulan bisa terkumpul sampai Rp 3,5 jutaan. Kalau pembeli ada dari daerah Rembang sendiri dan sekitarnya. Seperti Purwodadi, Demak, Kudus Blora dan yang lain-lain. Paling jauh pembeli ada yang dari Tangerang,” imbuhnya.
Rofiq menambahkan, keunikan ayam ekor lidi terletak pada warna bulu yang beragam, postur tubuh yang tegap serta yang paling utama pada ekornya yang panjang hingga bisa mencapai 50 cm.
“Ayam ekor lidi saat ini digunakan untuk lomba atau kontes dari yang sebelumnya hanya sebagai ayam hias depan rumah karena bentuknya yang indah, namun sekarang banya digelar perlombaan atau kontes ayam ekor lidi,” pungkasnya.
(mmn/ars)